Minggu, 07 Februari 2016

jurnalissmada in Article : Hornbill Bird which Increasingly Scarce (Burung Enggang yang semakin langka)


Replica of hornbill bird in Taman Budaya (Culture Park), Samarinda, East Kalimantan


     Horbill bird (Indonesian: Enggang or Rangkong) is a kind of bird which has beak like cow horn but not circle. Usually its beak is bright coloured. Its scientific name is "Buceros" refer to beak form, and meaning "cow horn" in Greek. Hornbill bird classified in familia Bucerotidae.

     Hornbill bird is typical bird from Borneo, this bird live in Borneo forest. Its has ability to fly very high and very far, can fly cross-island. It usually rest and nest in top of tall tree. Existance of hornbill bird very related with Dayak community even this bird become coat of arms of Dayak tribe. Dayak tribe assume hornbill bird as "holy" animal in their live.

     However, now this bird is rare bird which very hard to find it in Borneo forest, because devastation of Borneo forest which continously occur, like forest illegal logging as well as for Palm plantation land.

     Moreover, this bird also become hunters target because it has beak and feathers very beautiful. Beak this bird "liked" hunter because it has expensive price and its skull and beak can used drug and carving. Its feather price around 250 thousand rupiah. Even price of this bird can reached 4 millon rupiah. This matter make this bird become protected animals.

     Preservation this bird continued where preservation effort do by local goverment and conservation organization.

     What a pity if this bird is extinct. Even though this bird has a matchless beauty. So, we must protect nature preservation so that our grandchild still can see this bird.


Terjemahan:


     Enggang atau Rangkong (bahasa Inggris: Hornbill) adalah sejenis burung yang mempunyai paruh berbentuk tanduk sapi tetapi bukan lingkaran. Biasanya paruhnya itu berwarna terang. Nama ilmiahnya "Buceros" merujuk pada bentuk paruh, dan memiliki arti "tanduk sapi" dalam Bahasa Yunani. Burung Enggang tergolong dalam familia Bucerotidae.

     Enggang adalah burung khas asli Kalimantan, burung ini hidup bebas di belantara hutan Kalimantan. Burung Enggang memiliki kemampuan terbang amat tinggi dan amat jauh, sanggup terbang antar pulau. Biasanya beristirahat dan bersarang di puncak-puncak pohon yang tinggi. Keberadaan burung Enggang amat erat kaitannya dengan masyarakat suku Dayak bahkan burung ini menjadi simbol atau lambang kebesaran suku Dayak. Suku Dayak menganggap burung Enggang sebagai hewan "suci" dalam kehidupan mereka.

     Namun, sekarang ini burung enggang adalah burung langka yang sudah sangat sulit di temui di hutan Borneo, dikarenakan pengerusakan hutan Borneo yang terus-menerus terjadi, seperti penebangan hutan secara liar maupun untuk dijadikan lahan perkebunan kelapa sawit.

     Selain itu, burung ini juga menjadi sasaran para pemburu karena bentuk paruh dan bulunya yang elok. Paruh burung ini ‘disukai’ pemburu karena harganya yang selangit dan batok kepala serta paruh burung ini dapat dijadikan obat dan ukiran. Harga bulunya pun berkisar 250 ribu rupiah. Bahkan harga 1 ekor burung ini bisa mencapai 4 juta rupiah. Ini membuat burung ini menjadi hewan yang harus dilindungi.

     Pelestarian burung ini terus dilakukan dimana upaya pelestarian dilakukan oleh pemerintah setempat serta organisasi-organisasi yang bergerak di bidang konservasi.

     Sayang sekali ya jika burung ini punah. Padahal burung ini memiliki keindahan yang tiada tara. Maka dari itu, kita wajib menjaga kelestarian alam supaya anak cucu kita masih bisa melihat burung ini.

Writer : HN. Photografer : MIS
Sumber :
-burungdanhewan.blogspot.co.id/2013/01/burung-enggang-satusnya-terancam-punah.html
-https://www.facebook.com/notes/ian-ardyan/burung-enggang-lambang-kehidupan-suku-dayak/237606456334062/
-http://hariansinggalang.co.id/burung-enggang-terus-diincar-peburu/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar